Kamis, 25 April 2013

Ceraikan Aku, Mas!!!

(sumber gambar: lefolauga.com)

Hari- hari ini, kita disuguhi tayangan tentang perceraian artis-artis kebanggaan pemirsa televisi. Perceraian mereka terkategorikan sebagai suatu hal yang  mengusik nalar kita, mengganggu rasa dan hasrat kepenasaranan kita. Pasalnya, pasangan yang bercerai ini adalah pasangan yang sudah membina pernikahan selama belasan dan puluhan tahun.
Ya, dua pasangan yang khusus dibahas adalah pasangan Jamal Mirdad – Lidya Kandouw dan Ivan Fadilla – Venna Melinda. Pasangan Jamal  - Lidya telah menikah lebih dari dua puluh tahun, kalau tak salah dua puluh tujuh tahun. Sudah memiliki empat putra yang beranjak dewasa. Bahkan mereka pun bercucu, yaitu putra dari pasangan Nana Mirdad dan Andrew White. Sementara, pasangan Ivan – Venna sudah menikah selama tujuh belas tahun dan berputra dua.
Pasangan Jamal – Lidya selama ini menjadi role model pasangan yang menikah berbeda agama. Jamal, penyanyi dan aktor asal Jepara, dan Lidya, aktris film dan sinetron, dipertemukan dalam suatu film bertajuk “Ramadan dan Ramona” yang demikian tersohor di era 1980an. Mereka menikah dengan tetap berpegang pada agama yang telah dianutnya sejak kecil. Sebelum berita perceraian merebak, pemberitaan negatif tentang pernikahan mereka selama ini nihil. Mereka dijadikan teladan bagi para pasangan yang berbeda agama. Mereka seperti mementahkan teori dan gunjingan publik, bahwa pernikahan yang terjadi dengan “Tuhan” yang berbeda tidak akan bertahan dalam waktu yang panjang. Sementara ini memang pernikahan masih berlangsung, memasuki durasi dua puluh tujuh tahun. Namun, ternyata titik perpisahan itu hampir terjadi. Lidya melayangkan gugatan cerai. Entah apa masalahnya.
Ivan – Venna selama ini jarang sekali diberitakan memiliki permasalahan dalam kehidupan pernikahan mereka. Tetapi tiba-tiba Ivan melayangkan talak cerai. Berita buruk dan pahit bagi siapapun yang menjalani dan menyaksikan. Terlihat jelas ekspresi kebencian Venna kepada Ivan selepas sidang mediasi. Ivan dikabarkan meminta hak atas harta yang pernah diberikannya kepada Venna. Dalam suatu paket acara infotainment, terlihat Venna lama sekali memandang Ivan, pandangan kebencian, pandangan tak percaya yang diakhiri isak tangis tak tertahan. Cinta yang dulu menggelora seketika itu tak tahu dimana..
Saya pribadi, memang belum merasakan kehidupan pernikahan. Belum mengerti dan merasakan dinamika dan fluktuasi situasi kondisinya. Pun, alhamdulillah saya produk dari keluarga yang harmonis dan baik-baik saja. Namun, melihat gonjang-ganjing pemberitaan tentang perceraian, selalu membuat dada saya sesak. Saya memposisikan diri dan berkhayal ada di posisi mereka atau menjadi anak dari pasangan yang bercerai. Betapa menyedihkannya. Betapa habiskan air mata.
Pondasi dan bangunan agung pernikahan yang menjadi cita-cita kemudian didirikan dan diperindah, tanpa bekas kemudian harus runtuh dan hancur. Kebahagiaan yang pernah terukir sekian lama, entah kemana. Kesedihan yang coba untuk dienyahkan bersama, entah kemana arah berlalunya. Semua lenyap. Tanpa sisa.
Ketika cerai dan berpisah, yang ada tinggal benci. Cinta yang dulu sungguh ranum dan dicecap bersama, terasa tak mampu menjadi penahan ego diri untuk tak mengingatnya kembali. Kenangan indah hanya bayangan masa lampau. Anak di tengah-tengah hanya termangu melihat pertikaian dan sumpah serapah yang mendahului perpisahan dua insan yang menjadi penyebab lahirnya mereka. Mereka goncang dan lunglai. Mereka bingung harus berada di pihak siapa. Mereka dipaksa berada di keterpaksaan. Pedihnya..
Apakah permasalahan orang dewasa sedemikian peliknya? Apakah perpisahan adalah solusi sesungguhnya? Ketidakcocokkan yang seringkali dijadikan alasan apakah tak bisa justru menyatukan? Komunikasi jenis apalagi yang harus diproduksi untuk kembali memunculkan rasa yang dulu pernah ada? Apakah kenangan indah ketika merajut asmara dulu tak cukup mampu untuk menggagalkannya? Apakah sudah tak terkenangkan perjuangan wujudkan penyatuan rasa dulu kala?
Perceraian bukan suatu hal yang diharamkan Tuhan. Dalam Islam, perceraian merupakan perbuatan yang dibenciNya. Artinya, sebisa mungkin pasangan pernikahan sewajarnya agar selalu bahu-membahu mempertahankan ikatan suci yang diucap dihadapan Tuhan. Perceraian tak diharamkan, namun dibenci. Memang dimungkinkan untuk terjadi perpisahan dan cerai karena suatu persoalan rumit sampai tidak ditemukan solusi, hingga akhirnya cerai dijadikan jalan keluar terakhir. Benar-benar terakhir. Semoga kita semua dihindarkan dari peristiwa menyedihkan dan dibenci Tuhan itu..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar