Sabtu, 23 Mei 2015

Ketika Iwan Fals Dikalahkan Demi Lovato


Iklan di Kompas 24/05/2015
Minggu pagi ini, kuawali dengan sarapan bubur ayam dan mampir di kios mungil penjaja koran tepi jalan. Kubeli harian Kompas, lalu sesampainya di rumah, kubaca sebagaimana biasa. Ada beberapa pokok bahasan menarik tentang panitia seleksi pimpinan KPK, pengungsi Rohingya dan kecelakaan kereta semalam.
Kubuka helai demi helai lembaran kertas buram koran, kuukur larik demi larik tulisan. Sampai kemudian, mata tertuju pada iklan besar hingga memakan penuh sebadan halaman. Iklan itu dipasang oleh NET.TV untuk mengabarkan kepada khalayak bahwa nanti malam akan dihelat hajatan besar Indonesian Choice Awards 2015.
Di iklan cetak TV yang dipimpin Wishnutama itu terpampang foto besar deretan artis pengisi acara. Mulai dari Iwan Fals, Sheila on 7, Agnes Monica, Nidji, Demi Lovato dan Nidji. Awalnya biasa saja, tapi setelah kucermati ada yang sedikit mengusik di iklan tersebut. Saya lumayan kaget melihat susunan nama artis yang terpampang di sana. Ya, Demi Lovato ditulis lebih awal daripada Iwan Fals dan artis Indonesia lainnya.
Walau tidak ada aturan baku dan tertulis tentang tata peletakan nama. Namun terdapat semacam kesepakatan, nama artis yang ditulis lebih dulu, lebih besar atau di atas artis yang lain, maka dialah yang ditunjuk sebagai guest star, headliner atau bintang utama. Maka ketika Demi Lovato ditulis lebih dulu dari artis dalam negeri, saya terkejut, untuk tak dikatakan kecewa.
***
Kemudian, iklan cetak tersebut kufoto dan ku-share di jejaring sosial Path. Beragam pendapat dari kawan-kawan muncul. Mulai dari yang sepakat dan memiliki sudut pandang senada dengan saya, sampai dengan menawarkan cara pikir menarik dengan melihat sisi lainnya.
Saya mafhum, peletakan nama Demi Lovato pasti berkaitan dengan penonton yang dituju oleh NET.TV yang berasal dari masyarakat usia muda seperti usia SMA, mahasiswa dan keluarga muda. Saya juga memaklumi, usaha dan biaya untuk mendatangkan artis internasional seperti Demi Lovato pasti lebih besar. Jika diukur dari hasil penjualan album internasionalnya, bisa jadi sudah melewati penjualan kaset Iwan Fals di sepanjang karirnya. Maka dengan sewajarnya ia ditempatkan paling awal dalam peletakan nama di iklan.   
Di peletakan nama itu terdapat unsur psikologis yang mengandung pesan-pesan tersirat. Ketika seorang artis diletakkan lebih dulu daripada artis lainnya, maka tentu ada suatu pesan di balik itu. Isi pesan akan ditafsirkan beragam. Mulai dari ia artis internasional, ia artis yang akan lebih menarik penonton yang disasar sesuai segmentasi pasar dan ia artis mahal yang membutuhkan biaya besar sampai dia mau datang dan tampil. Namun entah mengapa, pesan yang kemudian kutangkap dan kuprasangkai pasti ada sesuatu yang lebih besar di sana.
Pesan itu adalah artis luar negeri lebih pantas diutamakan daripada artis dalam negeri. Sekalipun itu sekelas legenda hidup seperti Iwan Fals. Pertanyaan saya adalah, apakah memang sudah pantas Demi Lovato, -artis muda yang baru berapa tahun berkiprah di dunia keartisan- diutamakan daripada Iwan Fals, seniman besar yang sejak 1970-an telah mendidik pendengarnya untuk selalu sadar dan waspada terhadap segala dinamika dialektika kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara?
Tentu semua orang tahu, Demi Lovato adalah artis kelas dunia. Albumnya dijual ke seluruh penjuru bumi. Jika itu alasan ia diutamakan, maka Iwan Fals sebenarnya tidak dapat dikatakan artis lokalan. Ia sempat dinobatkan sebagai salah satu Asian Heroes oleh majalah Time karena tekun menyuarakan hati rakyat kecil. Wajahnya pun penuh menghiasi Time Edisi 29 April 2002.

***
Opini saya di tulisan ini tentu opini yang mudah dipatahkan dan sangat mungkin salah. Karena hanya berdasar penyimpulan pribadi dari data yang sangat minim. Opini ini hanya opini seorang penonton tivi dan pembaca koran yang tidak ikut merasakan perjuangan perusahaan media massa untuk meraup keuntungan, dan karenanya wajib terus mencari cara agar rating, sharing, market share dan oplah terus maksimal.
Doa saya sederhana, semoga tidak ada maksud sedikit pun untuk menomorduakan Iwan Fals dan artis Indonesia lainnya. Semoga Demi Lovato bukan direpresentasikan sebagai orang asing yang sejauh ini selalu menyilaukan kita dan dianggap lebih baik dari pribumi. Semoga iklan tersebut bukan dari hasil tertanamnya alam bawah sadar kita yang minder sebagai bangsa yang lama dijajah londo. Semoga kita yang baru berapa hari lalu memperingati Hari Kebangkitan Nasional betul-betul bangkit dan bangga ber-Indonesia.

Wahai media massa nasional, temanilah kami yang sedang thimik-thimik merintis kebanggaan berbangsa yang telah lama layu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar