Twitter-an hanya
buang-buang waktu. Kayak ga ada kerjaan lain saja. Gak ada faedah. Minim sekali
manfaat. Membuat orang menjadi tak acuh terhadap sekelilingnya. Membuat
seseorang menjadi gak fokus pas diajak berbincang. Orang yang twitter-an
pokoknya menyebalkan.”
Lagi pula, apa ada
fungsinya secara sosial maupun intelektual. Lha wong cuma menuliskan yang tak
boleh lebih dari 140 karakter. Enakan Facebook-an dong. Lebih eksklusif Path
ah. Twitter serba terbatas dan mustahil untuk membawa sesuatu yang positif bagi
diri dan orang lain. Jangankan bermanfaat, efek menyenangkan pun tak didapat.
Intinya, TWITTER MEMANG TAK BERGUNA!
***
Dua paragraf di atas tak
mustahil pernah diucap oleh beberapa diantara kita. Kalimat yang sebenarnya
sah-sah saja dilontarkan oleh siapapun. Suatu hal tentu akan memancing dua kubu
dengan pendapat yang berseberangan. Wajar. Wajar sekali.
Tentang twitter, ada sosok yang
sangat menyenangi, namun tak sedikit pula yang tidak menemukan manfaat serta
kesenangan darinya. Terkait senang dan tidak, tentu itu subyektivitas yang
sukar untuk dipaksakan oleh siapapun. Banyak alasan dan variabel seseorang
menjadi suka atau tidak suka terhadap sesuatu.
Namun, jika beranjak dari suka-tidak suka ke tahu-tidak tahu fungsinya, maka
sama sekali kita akan membahas dua hal yang berbeda. Suka atau tidak suka
terhadap twitter sangat berbeda dengan tahu atau tidak tahu fungsinya. Tulisan
ini bermaksud untuk bermain di ranah tahu-tidak tahu. Ijinkan saya untuk sok ngerti dan
mencoba menyimpulkan apa sebenarnya fungsi twitter, setidaknya dari yang telah
saya dapat sejak aktif twitter-an dari 11 Februari 2010. Jadi, saya akan
mencoba memberi tahu MENGAPA HARUS
TWITTER-AN, MENGAPA PENTING TWITTER-AN dan MENGAPA SAYA SUKA TWITTER-AN. Berikut
ini beberapa point yang menjelaskannya:
1.
Twitter
adalah buku harian digital
Ketika twitter mengumumkan akan
merilis fitur arsip tweet, saya merupakan salah satu orang yang
sangat antusias menyambutnya. Akhirnya momen itu tiba pula di awal tahun ini.
Dengan adanya fitur arsip tweet, itu berarti saya bisa menyimpan
untuk selamanya apa yang telah saya tweet-kan selama ini.
Saya sumringah sekali
ketika saya akhirnya bisa mengunduh tweet yang telah saya
tulis sejak tiga tahun lalu. Saat saya membacanya kembali, saya jadi tahu gaya
bahasa saya dan proses perubahannya. Saya jadi tahu saya pernah gelisah, pernah
sedih, pernah bersuka cita beserta rincian tanggal dan jamnya. Saya jadi
tahu dan ingat jaman berjuang di masa kuliah dan jaman saya akhirnya bekerja.
Jadi ingat pula bahwa saya pernah lucu, sering garing, jadi ingat jaman suka
berpuisi, jadi ingat mention-mention-an dengan beberapa penggemar (tsaaah),
jadi ingat pernah men-tweet anu, itu dan lain sebagainya. Tweets bagi
saya layaknya lagu yang dengan mudahnya memanggil ingatan-ingatan lama yang
sempat teralihkan. Suatu tweets akan mengingatkan momen dimana
dan kapan tweet itu ditulis. Indah, bukan?
Semua terangkum lengkap dan
persis seperti apa yang pernah kita ukir. Laksana diary atau
prasasti. Fitur arsip tweet ini sungguh menggairahkan.
2. Twitter menjaga saya untuk selalu
berpikir
Saya pernah menuliskan di
tulisan lama saya, bahwa twitter keeps me thinking. Twitter
menjaga saya untuk selalu berpikir. Twitter media yang pas bagi saya pribadi
untuk menuangkan percikan-percikan kecil pikiran yang kerap terlintas ketika
saya sedang mengerjakan apapun. Percikan tersebut harus segera saya tuangkan di
suatu media agar tidak hilang dan terlupa. Pikiran yang semu dan abstrak
menjadi konkrit dan terbaca serta terbagi menjadi tulisan.
Nah, saat menuangkannya menjadi
tulisan itulah, saya menemukan kesenangan tersendiri. Pikiran yang tak teraba,
harus saya coba konversikan menjadi susunan huruf, kata, kemudian kalimat yang
menurut saya nyaman untuk dibaca. Jadi, twitter memaksa saya untuk berpikir dua
kali. Pertama, untuk menentukan tema (walau seringkali spontan juga) tweet dan
kedua ketika harus menuliskannya. Saat menuliskannya tersebut, mau tidak mau
saya memilih kata yang ringkas, pantas, sesuai konteks kalimat dan menarik. Itu
asyik sekali menurut saya. Perihal kemudian tweet tersebut
menjadi hal yang biasa saja bahkan tidak berguna bagi orang lain, saya tidak
ambil pusing. Toh saya sudah senang dengan hanya
menuliskannya. Karena saya berpikir untuk memproduksinya. Twitter cocok untuk
saya sebagai orang yang pikirannya liar dan sulit dihentikan. Halah..
3.
Twitter
menjaga saya untuk selalu terdedah informasi terbaru
Dewasa ini, koran dan media
cetak lain menjadi so yesterday bagi makhluk-makhluk digital.
Koran membutuhkan waktu “hari” untuk meng-update berita terbaru.
Sedangkan, informasi bukan lagi tentang hari, namun sudah menjadi ranah kuasa
dari menit bahkan detik.
Kita ingat, di tahun 2008,
Presiden Amerika Serikat ketika itu, George Walker Bush pernah berkunjung ke
Istana Bogor. Waktu itu sisi menarik yang menjadi banyak perhatian khalayak
adalah saat ia turun dengan cara melompat dari SUV Premiumnya. Momentum
lompatan Bush dan waktu tersebarnya berita tersebut ke masyarakat luas hanya
membutuhkan waktu ± 10 menit, ketika akhirnya detik.com mengunggahnya ke
lamannya. Bukan main.
Dengan contoh kasus di atas,
akhirnya kita mafhum bahwa majalah mingguan tersohor Newsweek yang
telah beredar selama 80 tahun tutup dan menyerah kalah pada masifnya
pertumbuhan media online. Di twitter, kita dengan sangat mudah
mengakses kabar terbaru dengan mem-follow akun twitter
portal-portal berita. Mudah dan gratis. Akun-akun berita seperti detikcom, tempodotco, beritasatu, jawapos dan
lain-lain tersedia bagi kita yang haus berita terbaru dan selalu terbarukan
dalam hitungan menit bahkan detik. Jadi ketika ada orang yang membaca koran
dengan khusyuk, dengan congkaknya, dalam hati saya bergumam: “Berita yang
mbok baca itu sudah kemarin kubaca. Basik!!” (ya gak gitu juga sih)
4. Twitter adalah tempat berbagi
Twitter telah menjadi mesin
yang susah dihentikan lajunya. Pun terjadi di ranah dibagi dan membagi. Twitter
memiliki kekuatan luar biasa dalam membagikan sesuatu. Berbagi dalam konteks
ini bisa berbagi dengan jenis yang jamak bentuknya.
Contoh yang sering terjadi,
twitter dijadikan sebagai media penggalangan bantuan ketika terjadi bencana dan
kejadian tidak mengenakkan lainnya. Antara lain, sering terbaca di timeline,
seseorang yang sedang membutuhkan darah dan tercantum pula teknis bagaimana
calon donor dapat mendermakan darahnya. Masih lekat di ingatan, twitter
dijadikan penggalangan dana untuk membantu Prita, korban kasus dunia maya,
dengan adanya hashtag (tanda pagar) #Koin4Prita.
Belum lama ini dan masih
berjalan, ada proyek kreatif dari seorang penulis dan blogger, Alitt Susanto
(@shitlicious). Ia menginisiasi suatu program amal yang bertajuk Creative
Charity. Ia meng-announce lewat tulisan di blog dan di twitter,
bahwa ia akan mengadakan pelatihan menulis dan para peserta hanya diwajibkan
membayar sukarela, dan hasilnya akan sepenuhnya disumbangkan. Ia hanya
membutuhkan ruangan sederhana, alat tulis dan multimedia untuk mengajarkan
metode penulisan. Ongkos perjalanan dan akomodasi sepenuhnya ia sendiri yang
menanggung. Luar biasa.
Sebenarnya terminologi berbagi
ini tidak melulu berkenaan dengan hal yang bersifat materi dan suatu produk
yang bisa diraba. Kita yang lebih berdaya dalam suatu bidang keilmuan tertentu,
sangat bisa untuk membagikan apa yang kita kuasai dan miliki kepada khalayak
twitter. Sederhana, berguna dan berpahala.
Twitter menjadi alat berbagi
yang susah dicari ditandingannya dalam kecepatan menyebarkan. Itu ditunjang
dengan adanya fitur retweet. Misal saja Sarmidi dengan 1000 follower,
membuat suatu tweet tentang kebutuhan donor darah. Setengah saja dari follower
Sarmidi me-retweet, kemudian follower dari follower Sarmidi
me-retweetnya kembali. Maka tinggal bayangkan saja berapa kali tweet
tersebut disebarluaskan. Twitter merupakan media yang sangat representatif
untuk kebutuhan berbagi.
5.
Twitter
menjadi tempat berjumpa dengan ahli di bidangnya
Twitter dimanfaatkan berbagai
jenis sosok dari latar belakang yang bermacam-macam. Tak terkecuali expert atau
ahli di bidangnya. Di twitter kita tinggal memilih sesuai dengan minat dan
keahlian kita.
Di twitter banyak sekali
dijumpai sosok-sosok mumpuni di ranah yang ditekuninya. Menariknya, mereka
tidak segan membagikan hal yang mereka kuasai. Dari mulai dokter bedah syaraf
(@ryuhasan), budayawan nyentrik (@sudjiwotedjo), praktisi sosial media
(@nukman), ahli gizi (hardin_IPB), agamawan (@gusmusgusmu, @ifalatas,
@awyyyyy), sastrawan (@gm_gm, @1srengenge), komedian (@dennycagur), praktisi
periklanan (@subiakto), musisi (@ahmaddhaniprast, @piyu_logy, @abdeenegara,
@anjiii_), politikus (@pramonoanung, @ganjarpranowo), motivator kocak (prie_gs),
orang ganteng (@ruaien) dan masih banyak lagi.
Silakan sesuaikan dengan minat, follow mereka
dan nikmati ilmu-ilmu baru yang tersedia secara gratis. Tak jarang tokoh-tokoh
yang saya sebutkan di atas membuat kultwit atau kuliah twitter melalui tweet berseri.
Bahkan sampai ratusan nomor. Acapkali mereka juga menulis tweet menarik
di luar bidang mereka. Nikmati atmosfer ilmiah, budaya, musik, politik, agama
dan hiburan dari barisan tweet yang sangat mudah untuk diakses
bahkan dari sudut kamar sepi. Sayang sekali fasilitas yang menggugah ini tidak
dimanfaatkan.
6. Twitter adalah tempat rekreasi dan
hiburan
Di kala penat, saat menunggu,
baik menunggu kepastian maupun harapan yang tak kunjung datang, twitter
merupakan media relaksasi dan rekreasi untuk sejenak melepaskan dari penat,
pahit, dan getir kehidupan. Di twitter banyak sekali akun-akun humor yang bisa
dengan mudah membuat kita tergelak. Jengkel di hati karena gebetan yang tak
paham-paham kode, sekilas dapat terlupakan (walau habis itu jengkelnya
muncul lagi. apalah ini).
Akun seperti @liputan9 dan
banyak lagi lainnya, gemar sekali melemparkan tweet yang kocak dan menyebalkan.
Banyak pula tersedia akun-akun yang mengunggah gambar-gambar keindahan alam,
gambar binatang kiyut, gambar kendaraan anti-mainstream dan
lain sebagainya. Hak prerogatif sepenuhnya ada pada twitter user untuk
menentukan, apa itu definisi rekreasi dan hiburan, lalu tinggal jatuhkan
pilihan pada akun untuk kita ikuti.
***
Twitter adalah fenomena baru.
Media sosial dengan format micro
blog ini disebut sebagai media yang sangat berpengaruh dengan
beragam fungsi yang dimilikinya. Walau demikian, twitter hanyalah sebuah alat.
Alat merupakan benda multidimensi dan multifungsi. Ia akan berguna atau
berbahaya tergantung pada penggunanya.
Idealnya, para tweeps sebisa
mungkin untuk menggunakannya dengan penuh tanggung jawab dan bijak. Sesuaikan
waktu dan tempat pemakaiannya. Jangan sampai ia mengganggu hal-hal yang lebih
membutuhkan perhatian. Begitulah kira-kira..
Waaaahhhhh!
BalasHapusAku sih termasuk yang penggemar Twitter Yan. Dan iya, selain poin nomor satu, alasanku sama denganmu :D