(sumber gambar: thetruthaboutguns.com) |
Dalam
kehidupan sehari-hari, tentu kita tak bisa terhindar dari kunjungan-kunjungan
ke tempat yang mengharuskan untuk berbaris dalam antrean. Karena saking
seringnya berada dalam keadaan tersebut, seharusnya kita telah fasih
melaluinya. Tetapi nyatanya, masih terus terjadi perbuatan tidak menyenangkan
penyerobotan antre dimana-mana. Untung saja pasal 335 ayat (1) KUHP telah
dicabut oleh Mahkamah Konstitusi pada 2014 lalu huhuhu..
Contoh
nyata terjadi saat saya sarapan di soto terkenal yang berlokasi di mBesi Jalan
Kaliurang. Sekadar info, beberapa akhir pekan ini, saya pasrahkan kebutuhan
gizi kepada warung yang soto ayamnya sungguh gurih itu. Soto itu punya sejawat
berjenis tempe yang digoreng semu-semu gosong kemripik. Sebuah perpaduan maut yang mampu mengalihkan perhatian
dari ramainya pemberitaan tentang pernikahan Chicco Jerikho dan Putri Marino.
Kembali
ke masalah antre. Usai menyantap soto, saya menuju Bu Kasir yang sepertinya merangkap
sebagai pemilik warung. Berbeda dengan beberapa kunjungan tempo hari yang tanpa
antrean, sebelum menghadap Bu Kasir saya harus berada di belakang tiga orang
yang berbaris dengan tertib.
Saat
dua orang terdepan telah tunai membayar, dan tinggal satu orang di depan saya
yang berproses membayar, sekonyong-konyong dengan keterampilan mumpuni dan
kecepatan maha gegas, muncullah sesosok ibu paruh baya yang tiba-tiba sudah ada
di depan kasir. Mengetahui itu, saya berekspresi biasa saja sambil tersenyum
dimanis-maniskan, walau sebenarnya timbul niat untuk men-sleding tackle..
***
“Budayakan antre” rasanya telah menjadi
kampanye lawas yang seumuran dengan NKRI
Harga Mati! dan Dua Anak Lebih, Baik!.
Tetapi, tetap saja ada yang tidak mengindahkan pemeo sederhana itu. Hal
sesederhana itu kok ya tidak beres.
Tidak
sekali saya mengalami penyerobotan antre, dan hampir di semua kesempatan
pelakunya adalah ibu-ibu. Cerita-cerita tentang itu banyak berseliweran. Saya
pernah membaca utas (thread) di
twitter, perihal seseorang yang membagikan pengalamannya diserobot dalam
antrean. Ia tidak sendirian, reply-an
muncul bertubi-tubi dari penggiat twitter yang mengalami hal serupa. Dari sana
diketahui lagi, ibu-ibu masih juara sebagai pelaku penyerobotan antre
terbanyak.
Memang,
belum pernah ada sensus resmi yang menyatakan ibu-ibu sebagai pelaku terbanyak
serobot antre, namun pengalaman empiris berbunyi demikian. Mohon ibu-ibu jangan
marah. Karena menurut saya, hal apapun pasti terjadi karena sebab-sebab yang
dapat dijelaskan.
***
Korban
penyerobotan adalah sosok-sosok yang tersakiti, dan tidak heran mereka
mengungkapkan beragam ekspresi emosional sebagai respon spontan. Mereka mengaku
dirugikan karena urusannya terganggu, lagi kepentingannya tertunda. Mereka
protes kenapa penyerobot antre inginnya dimengerti dan tidak memikirkan orang
lain yang sama-sama memiliki urusan.
Sebagai
sama-sama korban penyerobotan, saya sungguh mengerti perasaan mereka. Saya
paham tidak enaknya diserobot, lalu tak jarang ingin misuh dan men-sleding. Namun, hati nurani ini rupanya
masih memiliki perspektif bening tentang mengapa sampai terjadi penyerobotan
antre --yang dalam batasan kasus kali ini kebanyakan dilakukan oleh ibu-ibu.
Begini,
ibu-ibu muncul sebagai pelaku penyerobot antre sebetulnya bukan tanpa alasan.
Dan, karena saya dididik untuk selalu mencari sisi baik dalam segala peristiwa,
maka saya mencoba berempati kepada para ibu pelaku. Karena bagaimanapun, mereka
bukanlah kriminil yang melakukannya dengan niat busuk terorganisir. Saya yakin
pula, ibu-ibu pelaku pasti pernah menjadi korban penyerobotan antre oleh
ibu-ibu lain, ya ‘kan ya ‘kan? hayo ngakooo xixixi~
Ibu-ibu
penyerobot sebenarnya mempunyai ciri khusus yang bisa dideteksi. Apabila
dilihat dari bahasa tubuhnya, biasanya mereka terlihat grusa-grusu, buru-buru, dan heri
--heboh sendiri. Ibu-ibu itu punya sorot mata yang tidak fokus, menyiratkan
beragam problematika kehidupan. Mereka tampak memiliki sejuta rentetan urusan
dalam daftar agenda di pikirannya.
Wahai
para korban penyerobotan, untuk diketahui bagi yang belum tahu, dan diingat
bagi yang terlupa, ibu-ibu adalah makhluk super. Mereka insan multitasking yang paripurna. Smartphone berprosesor Snapdragon 845 sih lewat. Ibu-ibu adalah menteri segala
urusan.
Mereka
memikirkan mulai dari fluktuasi harga ketumbar, sampai apakah sang anak bisa
mengerjakan ulangan. Mereka mencemaskan apakah uang belanja nyampe tanggal satu bulan depan,
sekaligus menunggu kabar keseruan rumah tangga Vicky Prasetyo dan Angel Lelga.
Belum lagi mengkhawatirkan pelakor yang
berkeliaran menggoda suami. Ditambah pula harus muring-muring menghadapi suami yang hobi mancing, touring, dan modif RX-King!
Urusan
laki-laki tidak sekompleks itu. RAM laki-laki tidak cukup memadai untuk
menyelesaikan masalah yang multivariat. Laki-laki hanya mampu berfokus pada
satu urusan, baru kemudian berpindah ke urusan yang lain. Tak usah congkak
menjadi laki-laki, karena mampunya cuma memikirkan bagaimana beli beras.
Sedangkan ibu-ibu? Mereka memikirkan teknis menanaknya, memasak sayurnya, menggoreng
lauknya, mengulek sambelnya, menyajikan semolek mungkin, belum lagi harus isah-isah, dan mengembalikan piring ke
raknya. Plus, menenangkan anak rewel dan ngerokin
suami masuk angin.
Jadi,
kalau nanti ada ibu-ibu nyerobot
antre, tolonglah anggap itu sebagai dinamika kehidupan yang biasa saja. Tak
usah berlebihan menanggapinya. Sebab, jangan-jangan di saat kita ngomel karena ada ibu-ibu menyerobot
antrean, kita menegurnya, dan ia memohon pemakluman, di tempat lain ibu kita
juga sedang nyerobot antrean demi urusan yang menyangkut hajat hidup kita
sebagai suami atau anaknya. Heheee..
Saya
mengerti tidak enaknya antrean diserobot. Saya paham semua orang punya urusan
dan memiliki ketergesaan masing-masing. Tapi di sudut hati yang lain, mohon
ingat ada variabel-variabel yang menyebabkan penyerobotan antre oleh ibu-ibu. Sebagai
penutup, mari kita renungkan kalimat yang berbunyi: “kesibukan ibu-ibu dimulai
sebelum matahari terbit, sampai terbenamnya mata sang suami.”
Merkur Gold Strike Safety Razor - FEBCASINO
BalasHapusMerkur's Gold Strike Safety Razor, 1등 사이트 Merkur Platinum Edge Plated Finish, German, Gold-Plated, Satin Chrome Finish. Merkur has https://septcasino.com/review/merit-casino/ a https://febcasino.com/review/merit-casino/ more aggressive looking, 바카라 사이트