(sumber: breakingnews.co.id) |
Hari-hari
dimana semua pemberitaan sedang ditujukan untuk keprihatinan pada gempa dan
tsunami di Sulawesi Tengah, terdapat seorang tokoh yang mencuri perhatian publik.
Ia adalah Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan
Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Pak Sutopo semakin
dikenal publik lantaran beberapa hari ini sosoknya sering tampil di televisi
saat konferensi pers terkait gempa di Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong.
Pria yang lahir di Boyolali 49 tahun lalu ini juga rajin memperbarui informasi
perkembangan bencana di akun Twitter pribadinya yang telah dicentang biru.
Saya pribadi sudah
cukup lama mengikuti akun Twitter Pak Sutopo, semata karena dari akun itu saya
mendapat jaminan informasi kebencanaan yang selalu terbarukan. Jika kita jeli,
Pak Sutopo dalam setiap menginformasikan suatu bencana, tak jarang me-mention akun beberapa artis dan yang paling
sering adalah akun penyanyi Raisa.
Tentang me-mention akun Raisa, saya awalnya hanya
menduga agar akun yang memiliki 8,4 juta pengikut itu me-retweet informasi yang disampaikan Pak Sutopo. Dengan begitu,
publik yang terdedah akan semakin jamak. Rupanya, Raisa tidak hanya sekadar
dijadikan saluran untuk memperluas jangkauan informasi. Kelak, terkuaklah
selarik cerita khusus soal ini.
***
Pak
Sutopo semakin mendapatkan perhatian tatkala mengumumkan dirinya divonis
menderita kanker paru stadium 4B. Pertama kali, ia mengumumkan melalui cuitan.
Sebagaimana orang yang mendapatkan kabar buruk, Pak Sutopo mengabarkan dengan
tegar tapi tak bisa sembunyikan kesedihan. Nuansa tweet-nya terbaca sangat menyakitkan.
Di
kemudian hari, di sela-sela aktivitasnya sebagai penyampai pesan BNPB, ia
mengabarkan proses pengobatan yang sedang berjalan. Pernah ia melampirkan foto rontgen yang menampilkan rusuknya telah
hilang ditelan kanker. Di waktu yang lain, Pak Sutopo bercerita tentang
pengalamannya saat menjalani kemoterapi. Pria alumnus Universitas Gadjah Mada
(UGM) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu berkata betapa sakit rasa yang
ditimbulkan proses pengobatan tersebut. Ia lalu memohon untuk senantiasa
didoakan.
Di
tengah kondisi sakit, kita saksikan Pak Sutopo dengan dedikasi tinggi terus
menyampaikan perkembangan kabar gempa Sulteng. Setiap hari pukul 13.00 ia sudah
stand by di ruang jumpa wartawan. Pak
Sutopo terlihat selalu bersemangat walau nampak tidak segar dan lebih kurus
daripada sebelum sakit. Ia pernah nyeletuk:
“Saya kok sekarang kurus ya, dulu padahal
ganteng.”
Di
kalangan wartawan, Pak Sutopo dikenal sebagai pejabat publik yang tidak pelit
informasi. Apapun informasi yang diminta, dengan senang hati ia bagikan.
Dilihat pula dari rekam jejaknya selama ini, ia sosok berprestasi.
Pak
Sutopo adalah wisudawan
terbaik dan cum laude di Fakultas Geografi UGM saat lulus
tahun 1994. Ia pun mendapatkan predikat mahasiswa teladan UGM setahun
sebelumnya. Usai lulus, ia berkarya sebagai PNS di BPPT dan BNPB. Di dua
lembaga inilah ia semakin tak terbendung.
Saat tengah berkiprah
di instansi pemerintah, Pak Sutopo memperdalam keilmuannya di pascasarjana IPB
(S2 dan S3). Untuk diketahui, pada tahun 2008 s.d. 2010, saya dan beliau
berbarengan menempuh pendidikan di IPB. Bedanya saya di S1, beliau S3 wqwq.
Daftar tulisannya di
media massa, karya ilmiah, makalah, buku, dan jurnal internasional akan sangat
melelahkan untuk dihitung karena saking banyaknya. Ia juga mengajar di pascasarjana
UI, IPB, Universitas Pertahanan, dan Sesko TNI. Sebagai PNS, ia memanen banyak sekali
penghargaan, baik sebagai pemimpin di suatu unit kerja atau sebagai individu.
Sebut saja, ia
pernah mendapat award tiga kali
berturut-turut pada 2012 – 2014 dari Elshinta sebagai Humas Terbaik, Humas
Terbaik Lembaga Publik Pilihan SPS 2013 dalam The Second Indonesia Public Relations Awards and Summit dari
Serikat Pekerja Pers (SPS) pada 2013, dan Public Campaigner Award dari Kantor Berita Politik RMOL.co pada
tahun 2014.
Terakhir, tahun 2017
Pak Sutopo mendapatkan Outstanding
Spokeperson (Humas Terbaik) dari Asosiasi Media Asing di Indonesia. Bukti
empiris Pak Sutopo terbaik di bidangnya.
***
Soal Raisa, ternyata
bagi Pak Sutopo bukanlah sekadar artis yang dimanfaatkan agar memperluas
jangkauan pesan yang ia sampaikan. Lebih dari itu, ternyata secara personal Pak
Sutopo mengidolakan penyanyi cantik istri Hamish Daud dan mantan dari Keenan
Pearce itu.
Karena diketahui ngefans Raisa, muncul inisiatif dari
beberapa penggiat Twitter untuk menggalakkan tagar #RaisaMeetSutopo. Sebuah gerakan
yang dimaksudkan sebagai ungkapan sayang warganet kepada Pak Sutopo, seorang
pejabat yang sungguh love-able. Tagar
itu selama beberapa hari terlihat cukup mendominasi linimasa Twitter.
Belakangan, mantan
bos Rolling Stone Indonesia, Adib
Hidayat bertemu manajer Raisa. Dalam sebuah pertemuan di Yogya dua hari lalu,
Adib menyampaikan kemungkinan bertemunya Raisa dengan Pak Sutopo. Entah ada
kaitan dengan pertemuan itu atau tidak, kemarin sore (4/10) saat Pak Sutopo
sedang jumpa pers, tiba-tiba seorang wanita, menyampaikan ada seseorang yang
ingin video call dengan Pak Sutopo.
Ternyata, seseorang
tersebut tiada lain adalah Raisa. Tahu di seberang sana Raisa bersiap berbicara,
Pak Sutopo tak bisa menyembunyikan raut terkejut, bahagia, sekaligus nervous-nya, khas ekspresi fans yang
akan bertemu idola. Pak Sutopo akhirnya berbincang melalui video dengan Raisa selama
tak lebih dari lima menit.
Dalam perbincangan singkat
itu, Pak Sutopo menanyakan kesehatan Raisa dan mengatakan agar Raisa selalu
semangat. Raisa pun terlihat sumringah menanggapi pertemuan virtual itu.
Setelah panggilan video, Pak Sutopo memiliki ide untuk mengangkat Raisa sebagai
duta bencana. Sebuah usul yang brilian, mengingat Raisa seorang figur publik
bercitra positif yang akan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat pada bencana
yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Semoga gayung bersambut.
Pak Sutopo ternyata
bukan kelas fans yang latah dan karbitan. Ia kenal lagu LDR, Terjebak
Nostalgia, Kali Kedua, dan Mantan Terindah (lagu Kahitna yang di-recycle Raisa). Beredar pula video saat
Pak Sutopo menyanyikann sepotong lirik lagu Mantan Terindah. Ia mengaku pernah
menyanyikan lagu yang sama di sebuah acara BNPB. Pak Sutopo meneruskan: “yang lain, pejabat nyanyinya Broery
Pesolima, Koes Plus, yang jaman baheula, saya nyanyi Mantan Terindah, anak muda
staf BNPB wuiiih histeris ikut nyanyi semua..”
***
Pak Sutopo bukanlah
seorang biasa. Ia sosok aparatur negara yang jauh dari stereotype yang beredar. Ia bukan aparatur sipil negara (ASN) yang
lekat dengan citra kerja seenaknya, tidak disiplin, dan melanggar jam kerja.
Pak Sutopo ASN yang lebih dari sekadar abdi negara. Ia role model.
Ia sosok yang
lengkap. Sebagai ASN, ia sangat berprestasi. Dalam kariernya sebagai akademisi,
ia tak hanya sekadar pengajar. Ia tekun menulis, meneliti, hingga menuangkannya
dalam jurnal ilmiah kaliber internasional. Sungguh panutan.
Sebagai manusia yang
sedang diuji dengan sakit yang berbahaya, Pak Sutopo tak lantas kehilangan
gairah bekerja. Ia tetap berdedikasi menjalankan tugasnya sekalipun membuat
yang menyaksikannya menjadi tak tega. Ia sebenarnya sah-sah saja beristirahat
dan mendelegasikannya kepada bawahan, namun itu tak dilakukannya.
Pak Sutopo adalah
teladan kita semua.
You could be questioning what kind of|what sort of} individuals need to 1xbet invest that much time in a sport, returning to play time and again. But when you study the mechanics, enjoying in} Scythe would be the only thing you need to do. Every 12 months, thousands of new board games are published—more than our guide to the best beginner board games for adults may probably accommodate. And though these is probably not|will not be} as approachable for new spanking new|for brand new} gamers, they have other traits we expect you’ll love.
BalasHapus